JAKARTA, DDTCNews – Insentif pajak terbaru dari Kementerian Keuangan berupa super tax deduction kegiatan vokasi mulai dipromosikan kepada pelaku usaha. Kegiatan sosialisasi dan focus grup disccusion (FGD) mulai digelar di bawah arahan Kantor Kemenko Perekonomian.
Kasubdit PNBP SDA Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Syarief Ibrahim yang mewakili Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara BKF Rofyanto Kurniawan menjadi pembicara dalam acara sosialisasi super tax deduction kegiatan vokasi.
“Dukungan kebijakan fiskal dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi,” katanya dalam acara bertajuk ‘Pemagangan dan Sosialisasi Insentif Pajak untuk Mendukung Vokasi’, Selasa (22/10/2019).
Dia memaparkan jumlah pengangguran pada saat ini banyak yang berasal dari masyarakat dengan latar belakang pendidikan vokasi. Dengan demikian, kebijakan fiskal menjadi sangat strategis dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kebijakan fiskal yang mendukung kegitan vokasi, sambung Syarief, merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan penerimaan negara dalam jangka panjang. Langkah otoritas memberikan insentif diharapkan dapat berdampak positif pada produktivitas tenaga kerja dan hasil produksi.
Produksi yang meningkat secara langsung dan tidak langsung akan mengerek penerimaan negara baik dari perpajakan dan bukan pajak. Oleh karena itu, insentif menjadi bagian dalam upaya meningkatkan daya saing pelaku usaha.
“Pokok utama perbaikan kualitas SDM tentu harus dari sistem pendidikan. Namun, kalau dari sana tidak berjalan efektif maka pemerintah gunakan fasilitas perpajakan untuk mengundang masuk swasta dalam kegiatan pemagangan dan pembelajaran vokasi,” ungkapnya.
Sosialisasi ini akan berlangsung hingga Rabu (23/10/2019). Sosialisasi akan dihelat secara terpisah berdasarkan jenis industri yang geluti oleh pengusaha. Terdapat lima kategori utama industri, yaitu sektor pariwisata, manufaktur, agribisnis, kesehatan, dan ekonomi digital.
Peraturan Pemerintah (PP) No.45/2019 memberikan insentif pajak untuk pelaku usaha yang menyelenggarakan kegiatan praktik kerja dan pemagangan alias vokasi dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200% dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/ atau pembelajaran.