Pendidikan dan pelatihan vokasi secara langsung di tempat kerja sudah semakin trendy. Ini tentu karena sebuah alasan yang bagus: tidak ada satu tempat pun, bahkan tempat yang disebut teaching factory, yang memberikan kesempatan bagi para anak muda untuk mempelajari kemampuan dan keterampilan profesi seperti di kehidupan kerja nyata. Mendapatkan tenaga kerja yang benar-benar tepat dan sejak hari pertama sudah seproduktif karyawan lama adalah impian semua perusahaan.
Tetapi bagaimana caranya? Apakah setiap perusahaan mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan vokasi? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan pendidikan dan pelatihan vokasi di industri?
Ada perusahaan besar dan kecil. Beberapa memiliki pusat pelatihan sendiri, yang lainnya bahkan tidak memiliki penanggung jawab untuk pemagang. Pada pokoknya perusahaan harus terlebih dahulu mau melaksanakan Pendidikan dan pelatihan vokasi = pola pikir. Setelah itu, semua persiapan teknis harus dilakukan:
- Perusahaan membutuhkan pelatih tempat kerja yang terdidik dan teruji. Pelatihan bersertifikat tersebut sejak bertahun-tahun telah ditawarkan oleh organisasi Kadin (Kadin Indonesia, beberapa Kadin provinsi dan BKSP), serta melalui kerja sama dengan Kementerian Perindustrian atau Ketenagakerjaan. (klik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelatihan AdAIB)
- Perusahaan juga harus memiliki hardware untuk pendidikan dan pelatihan vokasi: peralatan kerja dan permesinan, bahan kerja dan bahan ajar, serta waktu dan tempat untuk pendidikan dan pelatihan vokasi yang berbeda untuk masing-masing profesi.
Pendidikan dan pelatihan vokasi untuk satu profesi harus sama dimanapun anak muda mempelajarinya. Oleh karena itu, kelayakan minimal atau standar yang setara harus disepakati dan dipatuhi. Apakah sebuah perusahaan memenuhi persyaratan tersebut akan diuji melalui penetapan kelayakan perusahaan untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan vokasi. Untuk itu, Kadin Indonesia telah mempersiapkan standar nasional dan siap melaksanakannya dengan perusahaan-perusahaan yang berminat dan menyertifikasinya. Kadin Indonesia melihat tugas dan tanggung jawabnya untuk melayani generasi muda, dunia usaha dan dunia industri, dan pemerintah.
Ini bukan soal birokrasi, tetapi untuk memastikan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi. Generasi muda kita, daya saing kita dan masa depan Indonesia adalah hal yang berharga bagi kita! (AG)