Jl. Bukit Darmo Raya No 1, Graha Famili Surabaya 
+62 (31) 7349231 
kadinjatim.sekretariat@gmail.com 

Lembaga Pendidikan Vokasi Harus Menyesuaikan Kebutuhan Industri

SEMARANG, suaramerdeka.com – Pendidikan vokasi di Indonesia dipandang akan bisa berkembang jika industri dan sekolah hingga perguruan tinggi duduk bersama untuk bisa berbagi peran, menyusun kurikulum bersama yang dibutuhkan industri. Sehingga, lembaga pendidikan vokasi harus bisa menyesuaikan kebutuhan industri.

Hal ini disampaikan Dr Nur Qudus MT IPM selaku moderator Webinar Pengembangan Pendidikan Vokasi Menghadapi Tantangan Global yang diselenggarakan lewat aplikasi Zoom dan disiarkan langsung lewat Youtube, Rabu (3/6). Sekolah hingga perguruan tinggi vokasi maupun industri, lanjutnya harus melakukan komunikasi yang berkelanjutan untuk bisa menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri.

”Hal itu dilakukan dalam pengembangan pendidikan vokasi menghadapi tantangan global. Pendidikan vokasi harus bisa menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri. Pemasangan ke industri tidak hanya untuk siswa tapi juga untuk guru dan dosen.Selain itu industri diberi kesempatan untuk mengajar di sekolah atau kampus vokasi hingga link and mach akan terwujud,” sebut pria yang sehari-hari menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) tersebut dalam membacakan kesimpulan diskusi.

Kegiatan webminar ini menghadirkan pembicara utama Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),  Wikan Sakarinto ST Msc PhD, Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum, Ketua Umum Asosiasi Dosen dan Guru Vokasi Indonesia Prof Dr Soesanto MPd serta Presiden Direktur  Ito Seisakusho Armada, Joko Budiono.

 

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto sebelumnya mengatakan Mendikbud, Nadiem Makarim saat ini sangat konsen dan memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan vokasi. Untuk peningkatan kualitas Pendidikan Vokasi, lanjutnya pihaknya sudah mengakselerasi dengan program Link and Match atau Pernikahan antara pendidikan vokasi dan dunia industri. Dia menekankan komunikasi menjadi kunci agar dalam praktinya tidak mendapatkan masalah.

”Ada sembilan syarat untuk terjadinya link and  match yaitu kurikulum disusun berdasarkan kesepakatan bersama dengan dunia industri. Seperti dosen tamu dari industri rutin mengajar di dunia akademik, program magang yang tersistematis, komitmen kuat dan resmi pihak industri menyerap lulusan, dan program beasiswa dan ikatan dinas. Lalu juga perlu bridging program pihak industri memperkenalkan teknologi industri dan proses kerja industri yang diberikan kepada para dosen, sertifikasi lulusan diberikan oleh pendidikan tinggi dan pihak industri, pihak industri memberikan bantuan peralatan kepada kampus, dan joint research berdasarkan kasus nyata di dunia industri,” papar Wikan

Hal senada di utarakan Presiden Direktur  Ito Seisakusho Armada sekaligus Direktur Asosiasi Industri Otomotif Indonesia, Joko Budiono. Pihaknya siap untuk bekerjasama dengan semua stakeholder baik pemerintah dalam hal ini Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, sekolah, dan perguruan tinggi, sepanjang konsisten dan konsekuen terhadap kompetensi.

”Ke depan tidak hanya profesional tetapi juga enterpreneuer perlu di tingkatkan. Kami dari dunia usaha dan industri siap menyerap lulusan lulusan pendidikan vokasi,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di harian Suara Merdeka 3 Juni 2020, link berita asli: https://www.suaramerdeka.com/regional/semarang/230529-lembaga-pendidikan-vokasi-harus-menyesuaikan-kebutuhan-industri 

Leave a Reply