Jl. Bukit Darmo Raya No 1, Graha Famili Surabaya
+62 (31) 7349231
kadinjatim.sekretariat@gmail.com

Nadiem Luncurkan Kurikulum Merdeka, Ini Keunggulannya

Jakarta, detik.com. 11 Februari 2022 – Krisis pembelajaran di Indonesia semakin tertinggal dengan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi. Terutama dengan adanya pandemi COVID-19.
Untuk memulihkan pembelajaran pascapandemi tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelima Belas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum pada kondisi khusus (kurikulum darurat).

“Penyederhanaan kurikulum darurat ini efektif memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19,” terangnya saat peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-15 via YouTube Kemendikbud RI, pada Jumat (11/2/2022).

Kurikulum Saat Ini Tidak Fleksibel
Nadiem menjelaskan bahwa pada saat ini kurikulum yang digunakan dalam skala nasional, ada beberapa kelemahan yang sudah diidentifikasi.

Struktur kurikulum tidak fleksibel dan banyak guru merasa jam pelajaran sudah ditentukan per minggu tapi tidak bisa memilih antara fokus menguatkan pembelajaran atau bagian lainnya.

“Materi kita kadang-kadang membosankan, kurang beragam. Sehingga guru belum ada terlalu banyak tour guide untuk bisa mengembangkan pembelajaran kontekstual. Materi pembelajaran terlalu kaku, terlalu padat dan membuat banyak murid membosankan,” papar Nadiem.

Sementara efektivitas kurikulum darurat, justru menunjukkan penguatan tentang pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.

Oleh karena itu, arah perubahan kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15 ini adalah struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.

Sekolah Tetap Diberi Kebebasan Memilih 3 Opsi
Meski begitu, dalam pemulihan pembelajaran saat ini, lanjut Nadiem, satuan pendidikan diberikan kebebasan menentukan tiga kurikulum yang akan dipilih atau tidak dipaksakan.

Pilihan pertama, Kurikulum 2013 secara penuh, pilihan kedua Kurikulum Darurat, yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan pilihan ketiga adalah Kurikulum Merdeka.

“Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahapan kesiapan dirinya menggunakan Kurikulum Merdeka,” ujar Nadiem.

Platform Aplikasi Merdeka Mengajar
Selain kesiapan tiap satuan pendidikan, penerapan Kurikulum Merdeka juga didukung oleh Platform Aplikasi Merdeka Mengajar.

Platform Merdeka Mengajar ini akan membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.

“Ini adalah platform untuk guru yang harapan kita akan berkembang menjadi suatu platform yang bukan hanya materi dan konten dari kementerian, tapi dimiliki guru. Dari guru dan untuk guru. Ini adalah aplikasi dari kementerian untuk membantu guru-guru membantu menerapkan kurikulum merdeka dan belajar menjadi pengajar yang lebih baik,” tutur Nadiem.

Berbagai pihak pun turut mendukung kebijakan Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Kemendikbudristek. Salah satunya adalah dukungan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifuddin.

Menurutnya, Kurikulum Merdeka merupakan transformasi pembelajaran yang penting. Bukan saja dalam menghadapi pendidikan pasca pandemi tapi juga untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

“Saya percaya setiap anak itu unik, oleh karena itu pendekatan yang holistik fleksibel dan fokus pada kompetensi anak adalah kunci untuk mengembangkan anak secara maksimal demi cita-cita yang ingin mereka raih,” ujar Hetifah.

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini juga tak lepas dari peran guru. Danang Hidayatullah, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia menganggap bahwa Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari guru di sekolah. Menurutnya, guru harus bisa menyelaraskan adanya perubahan.

“Kita harus sama-sama bergerak dan menggerakkan adanya pemerataan dan penyelarasan dari perubahan (kurikulum) ini,” tuturnya.

Sumber asli: https://www.detik.com/edu/sekolah/d-5937967/nadiem-luncurkan-kurikulum-merdeka-ini-keunggulannya

Leave a Reply