KANALSATU – Memasuki usia yang ke-11 tahun, Kadin Institute menyatakan kesiapannya untuk membangun harmonisasi seluruh stake holder di provinsi Jawa Timur, mulai dari Gubernur beserta Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait, Universitas, Politeknik, Sekolah Menengan Kejuruan (SMK), Pondok Pesantren, industri dan perusahaan serta asosiasi di seluruh Jatim guna menyukseskan program revitaslisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi di Jatim.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto mengungkapkan bahwa sejauh ini, Kadin Jatim melalui Kadin Institute telah memiliki komitemen kuat untuk mewujudkan program pendidikan vokasi sistem ganda di wilayah Jatim.
Bekerjasama dengan IHK Trier Jerman, Kadin Institute telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang didedikasikan untuk kesuksesan program vokasi, mulai dari melakukan pelatihan pelatih tempat kerja hingga menyinergikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri terkait. Hal ini sebagai dukungan atas terciptanya mekanisme pemagangan yang benar agar tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
“Kadin Institute yang diprakarsai dan didirikan oleh Bapak AA La Nyalla Mahmud Mattalitti adalah satu-satunya lembaga pendidikan yang dimiliki Kadin yang memiliki komitemen kuat untuk mencetak SDM unggul melalui program vokasi. Karena pada prinsipnya kegiatan vokasi menjadi tanggung jawab kita bersama, dunia industri dan usaha, dunia pendidikan serta pemerintah,” ujar Adik saat “Sharing dan Diskusi, Penguatan Vokasi di Perusahaan melalui Pelatihan tempat Kerja Berstandar Internasional” yang digelar secara daring, Surabaya, Jumat (13/5/2022).
Untuk itu, Adik menyambut gembira dikeluarkannya Perpres nomor 68 tahun 2022 tentang revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi. Menurutnya, perpres tersebut menjadi angin segar bagi Kadin Jatim dan Kadin Institute untuk terus memacu pencapaian dalam program pendidikan vokasi di Jatim.
Perpres 68/2022 telah memberikan kepastian atas dukungan pemerintah bersama Kadin dalam program revitaslisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Direktur Kadin Institute Nurul Indah Susanti yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang SDM dan Ketenagakerjaan, melalui Perpres 68/2022, Kadin Institute berharapan kolaborasi semua pihak bisa lebih erat.
Menurutnya, program vokasi yang sudah didengungkan sejak puluhan tahun lalu bisa lebih bangkit lagi. Dengan adanya kolaborasi stakehder, maka gerakannya akan lebih massif lagi di Jatim dan Indonesia.
“Dalam Perpres 68/2022, peran Kadin sangat besar dalam mengadakan latihan pelatih tempat kerja dan melakukam pelatihan di Kadin Institute guna mendukung sinergitas antara dunia pendidikan dengan industri. Kita harus duduk bersama-sama, untuk memahami posisi, Industri di posisi mana, pendidikan di posisi dimana dan lembaga sertifikasi di sisi mana,” tandasnya.
Hingga saat ini, sejumlah lembaga pendidikan telah bekerjasama dengan Kadin Institute. Ada sekitar 20 universitas dan hampir seluruh politeknik di Jatim sudah bekerjasama.
Selain itu, juga ada sekitar 100 SMK yang juga telah bekerjasama untuk program pelatihan pelatih tempat kerja.
“Harapan kami, hingga tahun 2025, seluruh universitas, politeknik dan SMK di Jatim bisa bekerjasama dengan kami dalam program pendidikan vokasi agar tercipta SDM Jatim yang unggul. Ini juga dalam rangka meningkatkan produktivitas dan daya saing tenaga kerja Jatim agar tidak kalah dengan Jateng yang UMK-nya lebih rendah,” ujarnya.
Koordinatir Program Kemitraan Vokasi IHK Trier Jerman Andreas Gosche yang juga hadir dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi kepada Kadin Jatim yang memiliki lembaga yang cukup strategis yaitu Kadin Institute.
Dikatakan Indah, tidak ada Kadin lain se-Indonesia yang memiliki Institute pelatihan selain Kadin Jatim. Institute yang terdiri dari empat lantai dengan sejumlah ruang dan kelas yang memiliki berbagai program yang bagus, mulai dari pelatihan, seminar dan kegiatan lainnya.
“Kami sangat senang dan berharap kerjasama program vokasi di masa depan akan menjadi lebih luar biasa yang melibatkan lebih banyak lembaga dalam menciptakan tenaga kerja yang siap kerja untuk dunia industri,” katanya.
Kepala Bidang Industri Non Agro Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) jatim Roro Anggrahini mengungkapkan program vokasi di Jatim telah dilaksanakan dalam dua tahap.
Tahap pertama pada tahun 2017 dengan melibatkan 50 industri, 234 SMK dan 234 Perjanjian Kerjasama (PKS). Sementara di tahap kedua, yaitu pada tahun 2019 melibatkan 98 industri, 213 SMk dan 421 PKS.
“Dengan dikeluarkannya Perpres 68/2022 menjadi peluang bagi kita dan Kadin bahwa program vokasi ke depan akan lenbih bagus lagi. Semua stakeholder Jatim perlu berkolabirasi dengan Kadin,” pungkasnya. (KS-5)