KANALSATU – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten/Kota di Jawa Timur merespon cepat atas kebijakan baru Presiden Joko Widodo tentang revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 68 tahun 2022. Pemda, merasa perlu untuk segera mengimplementasikannya guna menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkompeten.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Walikota Pasuruan Adi Wibowo saat acara sosialisasi pelatihan pelatih tempat kerja dalam program pendidikan vokasi bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim dan Kadin Kota Pasuruan serta IHK Trier Jerman secara daring, Senin (30/5/2022).
Mas Adi, panggilan akrab Adi Wibowo mengatakan program yang tengah menjadi konsentrasi pemerintah daerah saat ini adalah bagaimana mengubah paradigma atau mindset tentang visi pendidikan Indonesia. Hal ini linier dengan visi kampus merdeka merdeka belajar, karena spiritnya adalah menfokuskan pada tri darma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Kadin Jatim dan Kadin Kota Pasuruan dalam menyosialisasikan program revitalisasi pendidikan vokasi. Ini sejalan dengan spirit kita semua, apalagi sekarang bisa dikatakan kita lagi menuju endemi, setelah dua tahun kita dalam situasi pandemi covid-19 yang tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tetapi juga pada sektor ekonomi. Dan jika kita lihat tingkat pengangguran kita juga sangat tinggi,” ungkap Mas Adi,
Lebih lanjut ia mengungkapkan, saat ini Kota Pasuruan telah mengidentifikasi sejumlah isu strategis di wilayah tersebut. Beberapa isu strategis yang telah diidentifikasi diantaranya yaitu pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal dan pengurangan kemiskinan serta pengangguran, utamanya pengurangan pengangguran terdidik yang ada di Kota Pasuruan.
“Hal inilah yang menjadi konsen kami karena ketika kita lihat data hari ini, para pengangguran justru bukan dari yang tidak terdidik tetapi kebanyakan mereka yang terdidik. Sehingga yang terpenting hari ini adalah bagaimana kita mengubah paradigma dan mindset visi pendidikan kita” ujarnya.
Apresiasi yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Pendidikan Menengah Kejuruan Cabang Dinas Pendidikan Prov Jatim wilayah Pasuruan Mukarromah bahwa diskusi dan sosialisasi tentang revitalisasi program pendidikan vokasi yang dilakukan oleh Kadin Jatim bersama Kadin Kota Pasuruan bisa menjadi spirit dan bermanfaat bagi Kota Pasuruan, utamanya dalam menyiapkan SDM yang unggul dan berdaya saing.
“Ini dapat menjadi program revitalisasi pendidikan dan memperkuat reorientasi melalui pendekatan di era 4.0. Dan ini seiring dengan visi misi Gubernur Jatim yang menjadikan Jatim sebagai provinsi vokasi,” ujar Mukarromah.
Data Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Kabupaten dan Kota Pasuruan menunjukkan, jumlah lulusan SMK yang diterima kerja tahun 2021 mencapai 68 persen, melanjutkan kuliah 15 persen dan menjadi wirausaha 13 persen. Sementara pengangguran mencapai 4 persen. Jumlah tersebut lebih baik dibanding tahun 2020 dimana angka pengangguran mencapai 19 persen yang bekerja mencapai 60 persen dan menjadi wirausaha sebesar 8 persen.
“Akan terus kita pacu agar seluruh lulusan SMK menjadi SDM yang siap kerja,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Kadin Kota Pasuruan Puji Pangestu Lestari mengatakan, saat ini Kadin
Kota Pasuruan telah ditunjuk Kadin Jatim sebagai pelopor Kadin daerah yang secara sigap berupaya mengimplementasikan Perpres nomor 68/3022.
“Kami siap mendukung dan berkontribusi terhadap revitalisasi pendidikan vokasi demi terciptanya keselarasan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industri yang berkesinambungan. Sesuai Perpres 68, kami berharap dari pemerintah daerah akan membentuk tim revitalisasi vokasi yang akan berkolaborasi dengan Kadin kota dan kabupaten Pasuruan. Karena melalui vokasi kita bisa mewujudkan SDM yang maju dan berkompeten,” katanya.
Melihat respon yang cukup bagus dari pemerintah daerah dan dukungan dari seluruh stakeholder serta Kadin daerah, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto optimistis bahwa provinsi Jatim akan sukses menjadi provinsi vokasi sesuai yang diinginkan Gubernur Khofifah.
Sejauh ini, memang masih banyak keluhan yang muncul dari pengusaha bahwa lulusan SMK atau perguruan tinggi masih kurang dalam bidang komunikasi, kerjasama tim serta inisiatif pribadi.
“Semua kekurangan ini ternyata bukan persoalan hardskill tetapi soft skill. Oleh karena itu, dalam program revitalisasi pendidikan vokasi ini juga ditekankan pada softskillnya. Dan untuk menghilangkannya harus ada link and super match, harus ada harmonisasi dan sinkronisasi kurikulum. Karena jika hanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan industri saja yang terbangun, maka yang terjadi hanya link saja, belum match,” pungkasnya. (KS-5)