Jl. Bukit Darmo Raya No 1, Graha Famili Surabaya 
+62 (31) 7349231 
kadinjatim.sekretariat@gmail.com 

Refleksi Inpres No. 9 Tahun 2016: Quo Vadis Revitalisasi SMK?

Tepat tanggal 9 September, 6 tahun yang lalu Presiden Joko Widodo menandatangani Inpres No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Lalu bagaimanakah perkembangan dan kemajuan serta hasil dari pelaksanaan Inpres tersebut? Apa saja yang harus menjadi perhatian dan ditingkatkan agar dampak dan tujuan dari Inpres tersebut bisa betul-betul tercapai.

Inpres No.9 Tahun 2016 menginstruksikan kepada 10 Menteri Kabinet Kerja (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Ristekdikti, Menteri Perindustrian, Menteri ketenagakerjaan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan. Menteri BUMN, Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan), Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan para Gubernur untuk bisa berperan aktif meningkatkan kualitas dan daya saing SDM khususnya di SMK. Khusus untuk Kemendikbud memiliki tugas : Membuat Peta Jalan Pengembangan SMK, Menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match), Meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK, Meningkatkan kerjasama dengan kementerian/lembaga/pemda dan DUDI, Meningkatkan akses dan sertifikasi lulusan SMK dan Akreditasi SMK, Membuat Kelompok Kerja Pengembangan SMK.

Harus diakui sudah cukup banyak yang dilakukan para pihak untuk bisa membumikan dan menjalankan amanat Inpres No. 9 tahun 2016 terutama di lingkup Pendidikan, DUDI, Kementerian terkait, BNSP, dan Pemda. Sebagai catatan baiknya semua upaya yang telah dilakukan harus terus ditingkatkan, disinergikan, dan dijadikan program yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Ada beberapa point penting agar tujuan dari Inpres No.9 Tahun 2016 bisa benar-benar tidak hanya menghasilkan output, tapi juga outcome dan impact bagi sekitar 14 ribuan SMK di Indonesia.

Datanisasi
Salah satu pintu masuk yang penting dalam mensukseskan program revitalisasi SMK dan program Pendidikan Vokasi adalah perlu dan pentingnya Datanisasi/Database. Semua yang kita lakukan harus berdasarkan data driven. Saat ini pada ekosistem pendidikan vokasi sudah harus punya dan terupdate mengenai database lengkap dan terintegrasi bagi semua pihak yang berkepentingan pada kebutuhan SDM dari SMK, kita juga harus memiliki data update siswa aktif dan data alumni termasuk data alumni yang sudah bekerja dan berwirausaha.
Juga harus ada data kebutuhan DUDI secara lengkap dan detail (posisi, sektor apa yang dibutuhkan, spesifikasi, kompetensi yang diharapkan dari SDMnya). Dan juga data tentang apa kebutuhan upskilling/reskilling yang dibutuhkan, dan data siapa yang akan melaksanakannya.

Bisa dibayangkan kalau Pendidikan Vokasi pada setiap level memiliki dashboard data Vokasi dan terintegrasi satu sama lain, tentu akan memudahkan untuk mendesain program dan mendukung tercapainya tujuan vokasi baik bagi sekolah/pendidikan, DUDI, dan Pemerintah.

Dalam konteks revitalisasi SMK, ekosistem vokasi di SMK harus serius untuk memiliki, mengoptimalkan database yang ada.

Organisasi
Berikutnya yang juga penting adalah perihal organisasi. Perlu dimaksimalkan mapping organisasi penyelenggara program Vokasional dan mapping organisasi/pihak yang membutuhkan dan bergerak di pendidikan dan pelatihan vokasi baik di level daerah maupun nasional. Juga terus dimaksimalkan program penumbuhan dan penguatan organisasi support Vokasi bagi penguatan ekosistem vokasional baik melalui pelatihan, sertifikasi, dan upaya lainnya.

Momentum Perpres No. 68 tahun 2022 adalah momentum untuk kembali lagi menata, merevitalisasi organisasi pengelola program vokasi di semua level. Mandat dibentuknya Tim Koordinasi Nasional dan Tim Koordinasi Daerah untuk Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi harus segera direspon oleh semua pihak terkait.

Organisasi pendidikan vokasi dalam hal ini SMK harus serius membangun organisasinya dengan mau merevitalisasi dan mereposisi diri agar bisa menjadi aktor aktif dalam penguatan SDM di Indonesia.

Edukasi dan Informasi
Sebenarnya sudah banyak kegiatan vokasi yang dilakukan oleh SMK atau kelembagaan di pendidikan vokasi. Namun juga masih banyak yang belum tahu apa itu vokasi, apa kegiatan dan programnya dan apa sebenarnya manfaatnya. Untuk itu semua stakeholder dalam ekosistem pendidikan vokasi harus terus melakukan penyebaran informasi, edukasi, sosialisasi tentang pendidikan vokasi baik dari hulu hingga hilir. Vokasi perlu dikenalkan sejak dini/awal atau bisa kita sebut pentingnya melakukan kegiatan pra-vokasional sejak dini (sejak TK, SD, SMP dan ke masyarakat).

DUDI juga harus terlibat aktif untuk menyampaikan apa-apa yang telah mereka lakukan berkaitan dengan pelatihan vokasi (sektor, kompetensi, dan lainnya yang mereka jalankan dan butuhkan). Pemerintah dari level nasional hingga daerah juga harus aktif melakukan edukasi, sosialisasi, dan penyebaran informasi tentang vokasi baik tentang kebijakan yang mereka lakukan dan support yang bisa diberikan.

Perlunya juga berbagai macam tools media,terutama berbasis IT/sosmed untuk program Vokasional, bahkan saat ini media penyiaran, media cetak, sosmed juga memegang peranan penting untuk menyebarkan edukasi dan informasi tentang vokasi. Karena itu tidak ada lagi alasan bagi SMK untuk tidak aktif, gesit, dan lincah melakukan edukasi dan penyebaran informasi terkait vokasi.

Pemasaran
Tidak hanya melakukan edukasi dan penyebaran informasi vokasi, tapi juga harus dilakukan pemasaran yang terencana, masih, dan berkelanjutan tentang vokasi. SMK harus aktif melakukan dan membuat kegiatan/event berkaitan vokasi ke SD/SMP, dan masyarakat serta DUDI. Tiap pihak dalam ekosistem pendidikan vokasi khususnya SMK harus serius memiliki dan membangun media promosi vokasinya baik secara offline maupun online.

Bahkan sudah saatnya dibuat semacam Badan Promosi SMK pada setiap level baik di Kementerian maupun di daerah dengan melibatkan pihak terkait. Event-event yang menunjukkan keunggulan/kelebihan SMK harus terus dilakukan. Sudah saatnya dari level pusat/nasional hingga daerah, khususnya ekosistem SMK membuat program Awarding bagi para pihak yang berkontribusi memajukan vokasional.

Bahkan sudah saatnya SMK perlu memiliki Brand Ambassador/Duta Vokasi/SMK level Nasional hingga daerah. Dengan sumber daya yang dimiliki ekosistem SMK dan dukungan DUDI serta pemerintah, seharusnya bisa dibuat film baik dokumenter maupun film yang tentang kesuksesan anak SMK, jangan kalah dong dengan Film Dilan, Ada Apa Dengan Cinta, dan film-film lainnya yang mengisahkan perjalanan anak muda.

Capacity
Selain perihal di atas, juga dibutuhkan perencanaan dan eksekusi berdasarkan data yang ada dan faktual bahkan melihat kebutuhan dan proyeksi kedepan, mengenai kebutuhan penguatan/ capacity building yang dibutuhkan di vokasi pelatihan, sertifikasi dan lainnya bagi semua pihak terkait dengan pendidikan dan pelatihan vokasi. Khususnya bagi siswa, alumni, Guru, Kepala Sekolah, LSP P1, Pengelola Tefa, dan lainnya di ekosistem SMK. Penguatan kapasitas ekosistem vokasi di SMK bisa dengan melibatkan DUDI, Pemerintah, dan berbagai pihak terkait.

Sinergi dan Kolaborasi
Pelaksana pendidikan vokasi khususnya SMK harus menggandeng berbagai pihak seperti DUDI, Pemerintah, Media, Komunitas, dan lainnya yang juga memiliki komitmen dalam program vokasi. Kolaborasi dengan DUDI/kawasan Industri/ dan lainnya bisa dari membuat peta jalan bersama, melakukan sinkronisasi kurikulum, kerjasama dalam program Tefa, kelas Industri, Business Centre, BKK, dan lainnya.

Kolaborasi juga bisa dilakukan untuk membuat piloting/program unggulan pendidikan vokasi baik di tingkat nasional maupun daerah. SMK harus juga sinergi dengan Media, Lembaga Keuangan, Yayasan Pendidikan, dan lainnya dalam mengembangkan program pendidikan vokasinya. Dan dengan terbukanya peluang global, harus diteruskan dan dimaksimalkan kerjasama pengembangan dan penguatan program vokasi di SMK khususnya dengan lembaga-lembaga di tingkat internasional seperti IHK Trier, GIZ, dan lainnya.

Pendanaan
Tentunya semua program dan kegiatan vokasi tidak akan maksimal tanpa dukungan pendanaan. Sehingga perlu secara serius semua yang terlibat dalam ekosistem pendidikan vokasi khususnya SMK memiliki dan membuat hitungan sebenarnya berapa dan yang dibutuhkan untuk melaksanakan program pendidikan vokasi di SMK khususnya untuk menghasilkan SDM yang kompeten, berkualitas, dan berdaya saing seperti amanat Inpres No.9 tahun 2016. Lalu apa saja peruntukannya?, apa prioritasnya?, Apa kebutuhan jangka pendek, menengah dan jangka panjangnya?. Pada level dan pihak mana saja pendanaan menjadi tanggungjawabnya?

Sudah saatnya semua pihak secara serius dan terencana pada semua level memiliki anggaran untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas program pendidikan vokasional khususnya untuk dan di SMK. Tidak hanya SMK sendiri, tetapi para pihak seperti DUDI, pemerintah,dan lainnya juga musti terlibat aktif memberikan dukungan pendanaan dalam berbagai skema yang dimungkinkan untuk mensupport program vokasi. Bahkan jika memungkinkan dipikirkan dan dirintis apa yang disebut Crowdfunding Vokasi dan Endowment Fund Vokasi.

Advokasi
Bagaimana dengan perlunya advokasi bagi program Vokasi khususnya di pendidikan vokasi (SMK)?. Para pihak perlu duduk bersama untuk melihat, mengkritisi, mengembangkan konsep, kebijakan, dan implementasi tentang vokasional dan SMK pada semua level dan pihak. Sudah saatnya SMK dan para pihak di pendidikan vokasi membuka ruang komunikasi aktif dengan Lembaga Eksekutif dan Legislatif baik di level nasional dan daerah.

Inpres No 9 tahun 2016 dan beberapa peraturan lainnya termasuk yang terbaru Perpres No. 68 tahun 2022 perlu segera diupayakan dan dibuat peraturan turunannya sebagai pegangan semua pihak sampai pada level paling bawah. Dan tidak menutup kemungkinan akan ada atau dibuat semacam omnibus law yang terkait semua peraturan yang terkait SDM dan vokasi.

Sustainability
Pada ujungnya berkaitan dengan semua program Vokasi khususnya pelatihan vokasi di SMK adalah bagaimana keberlanjutannya. Dibutuhkan perhatian, passion, keberpihakan, sumber daya dan upaya yang terus-menerus dari semua pihak khususnya ekosistem SMK untuk memajukan pendidikan vokasi.

Karena itulah pentingnya roadmap pendidikan vokasi khususnya SMK yang bisa menjadi panduan baik di level nasional dan daerah. Selain itu dibutuhkan keseriusan, profesionalisme dari semua pihak, organisasi atau kelembagaan terkait pendidikan vokasi khususnya di lingkup SMK. Dan upaya untuk selalu melakukan perubahan, adaptasi, inovasi serta monitoring evaluasi untuk semua gerak langkah di program Vokasi.

Jika di refleksi 6 tahun perjalanan Inpres No. 9 tahun 2016 ada pertanyaan quo vadis revitalisasi SMK? Tentu SMK harus dibawa sesuai mandat Inpres No.9 tahun 2016 untuk bisa menyiapkan, melaksanakan, dan terus meningkatkan secara berkelanjutan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

Rommy Heryanto
Praktisi Vokasi
Ketua Komite Tetap Pelatihan Vokasional
Bidang SDM, Vokasional, Ketenagakerjaan Kadin DIY

Leave a Reply