Jl. Bukit Darmo Raya No 1, Graha Famili Surabaya
+62 (31) 7349231
kadinjatim.sekretariat@gmail.com

Menakar Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

Kali ini mari kita bahas Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi atau kita kenal untuk anak didik SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dengan program PKL (Praktek Kerja Lapangan),  Isu yang beredar dan sering kita dengar Pelatihan Vokasi (maksudnya PKL) di perusahaan hanya belajar Foto Copy dan buat kopi, dan ini menjadi perhatian kita serta para pemangku kepentingan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, isu tersebut menggambarkan betapa rendahnya kualitas pelatihan Vokasi yang ada di perusahaan, dan menggugah kesadaran kita semua, bahwa bila ini dibiarkan akan terjadi masalah besar bagi kesiapan tenaga kerja siap pakai di negara kita yang tercinta ini, walaupun tidak semua perusahaan melakukan hal tersebut, tetapi harus diakui masih banyak perusahaan yang menyelenggarakan Pelatihan Vokasi, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan yang terbaik dari perusahaan itu sendiri.

Dalam industri standar kualitas produk tidak bisa ditawar, dan kualitas adalah gambaran dari harapan pengguna, demikian juga dengan Pelatihan Vokasi, yang diharapkan Pelatihan Vokasi dilakukan dengan proses yang baik dan benar (sesuai Standar) dan hasilnya sesuai harapan pengguna atau dunia usaha dan industri itu sendiri.

KADIN Indonesia telah membuat alat untuk melihat Kualitas Pelatihan Vokasi melalui Penilaian Proses Kemitraanya dengan Sekolah, ada 23 persyaratan yang harus dipenuhi agar proses Pendidikan dan Pelatihan Vokasi dapat melahirkan SDM yang berkualitas, (bisa dilihat di link https://drive.google.com/drive/folders/13597itaqYi_pNJjzfuoOynX4HI3-Qn_C?usp=share_link), persyaratan tersebut menjadi standar yang harus dipahami dan dicapai oleh penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Vokasi atau perusahaan, kita percaya bahwa Proses yang benar akan menghasilkan produk yang sesuai harapan (berkualitas), dan KADIN membuat Standar Proses Kemitraan agar ada kesamaan Proses Pelatihan Vokasi serta kesetaraan Kualitas Pelatihan Vokasi di seluruh Indonesia.

 

KUALITAS PELATIHAN VOKASI TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Ini pertanyaan yang menarik tetapi kadang ada jawaban yang tidak menarik, yaitu tanggung jawab bersama atau para pemangku kepentingan, ada yang kurang tepat bila tanggung jawab itu diberikan ke banyak pihak, secara holistik mungkin benar, tetapi dari segi kebutuhan seharusnya Perusahaan penyelenggara Pelatihan Vokasi itu sendiri yang bertanggung jawab. Pelatihan Vokasi adalah salah satu Strategi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang Link and Match untuk sekarang dan kedepanya, dan kebutuhan tersebut harus dikelola sendiri dan Perusahaan menjadi Inisiator agar supaya para pemangku kepentingan dapat membantu mewujutkan harapanya, lalu bagaimana dengan mitra Sekolah ?, Sekolah juga punya tanggung jawab sebagai mitra perusahaan untuk memenuhi apa yang menjadi tupoksi nya, bila  tanggung jawab perusahaan untuk menjamin kualitas Pelatihan Vokasi di perusahaan masing masing dapat dipenuhi dipastikan kualitas Pelatihan akan terus meningkat.

Menyitir pendapat Mr. Taiichi Ohno (bapak Lean Production System dan Penemu 7 Waste) berpendapat bahwa sekolah terbaik adalah di Industri, karena di Industri tidak hanya belajar teoritis, tetapi juga langsung belajar Pragmatis dan berhadapan sesuatu yang nyata di bidang profesinya, dan ini tidak bisa ditemukan disemua sekolah, persoalanya adalah bagaimana mengelola sistim pelatihan yang ada di perusahaan dan Pendidikan di sekolah agar dapat saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan kompetensi yang diperlukan perusahaan, ini menjadi bagian penting dalam membangun Pendidikan dan pelatihan Vokasi yang berkualitas.

Untuk membangun pelatihan yang baik dan benar diperusahaan, diperlukan sumber daya, sistim dan proses yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar melahirkan SDM yang komperten, banyak yang perlu diperhatikan, namun secara mudah kita dapat menakar kualitas pelatihan di perusahaan dengan melihat bagaimana mempertahankan sesuatu yang penting dalam pelatihan Vokasi

 

MENAKAR KUALITAS PELATIHAN VOKASI

Dari 23 standar kemitraan yang telah dibuat KADIN, ada 2 hal yang dapat disimpulkan untuk menakar kualitas proses Pelatihan diperusahaan dalam rangka melaksanakan pelatihan Vokasi, yaitu Sruktur Materi dan Waktu biasanya sudah dijadikan satu di Kurikulum, kita bisa mudah menilai kualitas Pelatihan Vokasi, hanya dengan melihat Konsistensi perusahaan mempertahankan Materi dan Waktu tersebut, Materi dan Waktu bisa menjadi sinyal atau visualisasi seberapa besar komitmen perusahaan mempertahankan kualitas Pelatihan Vokasi.

Struktur materi adalah bagian-bagian materi yang akan diajarkan, agar kompetensi dapat dicapai sesuai rencana pembelajaran, sedangkan Struktur waktu adalah waktu ideal yang diperlukan perusahaan untuk mengajarkan dan praktek materi tersebut, intinya perusahaan harus punya Kurikulum yang jelas sesuai Profesi yang akan diajarkan oleh perusahaan, didalamnya ada Materi dan Waktu sebagai Standar keberterimaan proses pelatihan tersebut.

Materi dan Waktu didesain untuk memenuhi Standar Kompetensi sebuah Profesi, deskripsi unit kompetensinya perusahaan dapat menggunakan standar yang berlaku di Indonesia, yaitu SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SKKI (Standar Kompetensi Kerja Internasional) atau SKKK (Standar Kompetensi Kerja Khusus)

Materi dan Waktu adalah bagian penting dalam pelatihan, sebagai contoh untuk mengajarkan memasak rendang perlu diajarkan materi A, B, C dan D (Struktur materi), dan waktu total yang diperlukan untuk pengajaran adalah 80 jam (Struktur waktu), keduanya harus di jaga dan dilaksanakan secara konsisten agar kualitas Pelatihan Vokasi tidak terjadi penurunan atau grade down, dan sesuai pembahasan diatas, kualitas pelatihan ini menjadi tanggung jawab industri untuk terus menjaganya.

Materi dan waktu menjadi kontrol pertama apakah kualitan pelatihan vokasi dapat dijaga atau tidak, dan perusahaan menjadi satu satunya institusi yang harus menjaga agar kualitas hasil pelatihan sesuai dengan harapan, kualitas pelatihan seharusnya tidak ada KW1, KW2 maupun KW3, kualitas perlu dijaga dan terus ditingkatkan, karena kita sadari isu kualitas SDM rendah tidak akan dapat kita selesaikan bila standar pelatihan vokasi masih belum bisa dilakukan secara konsisten, perusahaan harus komitmen untuk mencetak kualitas pelatihan Vokasi yang baik dengan satu kualitas yang terbaik, dengan cara menjaga agar Materi dan Waktu tidak ada tawar menawar, perlu disadari kualitas pelatihan perusahaan dapat diartikan sebagai gambaran kualitas SDM yang ada di dalam perusahaan tersebut, makin baik kualitas pelatihan makin berkualitas SDM dan makin tinggi produktivitas perusahaan.

Dari penjelasan diatas, kita dapat secara mudah menakar kualitas pelatihan Vokasi di perusahaan dengan melihat sinyal atau isyarat konsistensi perusahaan menjaga Struktur Materi dan Waktu yang digunakan perusahaan untuk mengajarkan profesi yang sama, bila seharusnya ada 5 materi yang perlu diajarkan secara penuh, ternyata tidak diajarkan semua, dipastikan kualitas Pelatihan Vokasi masih belum sesuai harapan, demikian juga bila waktu yang diperlukan untuk pelatihan 7 bulan, ternyata hanya dilaksanakan 3 bulan, dipastikan ada materi yang belum bisa disampaikan, dan ini pasti akan mempengaruhi kualitas pelatihan vokasi, karena capaian level kompetensi sebuah profesi industri tidak sesuai dengan yang diharapkan, atau kualitas Pelatihan Vokasi nya masaih rendah.

 

KESIMPULAN PENTING

Sesuai prinsip Pendidikan dan Pelatihan Vokasi yang dipelajari dari Jerman, siswa belajar didua tempat yaitu di Sekolah dan di Industri, artinya Industri atau Perusahaan juga punya Tanggung jawab dan wewenang di proses siswa PKL, Perusahaan melalui para pengambil keputusan perlu Revolusi mindset, bahwa kualitas Pelatihan Vokasi menjadi tanggung jawabnya, perusahaan harus menjaga kualitas Pelatihan Vokasi secara konsisten, komitmen dan terus menjaga agar Materi dan Waktu untuk sebuah profesi industri tidak terjadi penurunan atau pengurangan kualitas, lantas bagaimana bila sekolah tidak bisa mengikuti durasi waktu pelatihan yang dibuat perusahaan?. Tetap konsisten bahwa kualitas Pelatihan Vokasi menjadi tanggung jawab perusahaan dan membuat perencanaan melakukan penyelarasan materi apa yang bisa diajarkan di sekolah, agar waktu belajar di perusahaan menjadi berkurang dengan tanpa menghilangkan materi yang akan diajarkan, moga dengan komitmen semua pihak untuk tetap menjaga kualitas, Link and Match bukan hanya jadi slogan, tetapi bisa lebih cepat menjadi kenyataan.

 

Soen HS

Pelatih Vokasi KADIN Indonesia

Leave a Reply