
vokasi.net – Dalam pendidikan & pelatihan vokasi/kejuruan, pelatih tempat kerja di perusahaan dan guru di sekolah diibaratkan sebagai jantung yang diperlukan untuk memompa jalannya pendidikan & pelatihan agar dapat terus berjalan dengan baik dan benar.
Di sekolah kejuruan dikenal 3 jenis guru yaitu guru normatif, adaptif dan poduktif.
- Guru Normatif : adalah guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
- Guru Adaptif : adalah guru yang mengajar mata pelajaran Biologi, Fisika, Matematika
- Guru Produktif : adalah guru yang mengajar mata pelajaran yang sesuai dengan kejuruannya
Guru Produktif
Menurut sekolah, guru produktif selain dituntut memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial, mereka juga perlu memiliki karakteristik dan persyaratan kompetensi profesional yang spesifik. Mereka harus memiliki keahlian praktis yang memadai pada semua bidang studi produktif, mampu menyelenggarakan pembelajaran yang relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja, mampu merancang pembelajaran baik di sekolah maupun di dunia usaha dan industri.
Peran guru produktif di sekolah adalah memberi bekal materi pembelajaran yang diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, selanjutnya menilai proses dan memperbaiki sistem pembelajaran di kelas dengan mengutamakan materi yang dapat menunjang peserta didik untuk aktif, berpikir kreatif dan inovatif.
Guru produktif akan berhubungan langsung dengan perusahaan melalui para pelatih tempat kerja di perusahaan masing masing. Ini adalah dua unsur penting dimana guru dari sekolah dan pelatih tempat kerja dari perusahaan, bertemu dan bekerja sama untuk mewujudkan anak didik menjadi tenaga terampil sesuai dengan yang diharapkan. Kolaborasi ini tidak akan efektif bila hanya dilandasi kepentingan sepihak dan jangka pendek, dengan kepentingan bersama pasti hasilnya akan dirasakan kedua belah pihak, yaitu kualitas pendidikan dan pelatihan yang sesuai harapan.
Peran Guru Produktif Bagi Perusahaan
Dilihat dari sisi perusahaan, peran guru produktif sangat penting. Untuk itu seorang pelatih tempat kerja sebaiknya memahami peran guru tersebut dan mendorong serta mengarahkan agar peran tersebut dapat berjalan dengan baik.
Peran guru produktif bagi perusahaan diantaranya sebagai berikut:
- Agent of change (Agen Perubahan)
Guru produktif berperan sebagai sebagai agent of change yang dapat diajak kerja sama untuk membangun kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi, memperbaiki instrumen pendidikan seperti kurikulum, materi yang akan diajarkan, agar terus diperbarui dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Untuk itu diperlukan komunikasi dan persiapan yang baik, agar perubahan yang terjadi di perusahaan dapat lebih cepat langsung diikuti di sekolah, agar sekolah tidak tertinggal jauh dengan dinamisnya proses yang terjadi di perusahaan.
- Wakil perusahaan
Gurup produktif juga dapat berperan seperti wakil perusahaan yang ada di sekolah tersebut. Seyogyanya guru harus tahu lebih banyak tentang perusahaan. Sangat disayangkan bila seorang guru produktif kurang mengerti perusahaan yang nantinya akan dijadikan tempat PKL atau Prakerin anak didiknya. Guru yang kurang paham produk, proses, budaya, nilai- nilai perusahaan serta kondisi nyata diperusahaan, dipastikan tidak akan bisa menjelaskan secara rinci kepada anak didiknya, tentang perusahaan yang menjadi tempat PKL nanti. Ada pameo yang mengatakan bahwa ‘‘Orang akan kurang percaya kepada penjual obat kumis tetapi tidak berkumis’’. Artinya anak didik bisa jadi kurang percaya bila guru mempromosikan perusahaan tempat PKL, tetapi belum paham betul seperti apa perusahaan tersebut.
- Mitra dalam membangun core values
Kesulitan utama dalam pendidikan dan pelatihan vokasi adalah membangun kompetensi sosial dan kompetensi individu (bisa disebut attitude atau sikap). Untuk membangun sikap yang sesuai dengan core values perusahaan bukanlah hal yang mudah dan tidak bisa instan. Perlu waktu yang cukup lama, melakukan langsung dan harus berulang kali, serta melalui bimbingan yang memadai sehingga sikap yang baik tersebut tumbuh menjadi budaya yang mewarnai cara berfikir dan bertindak.
Guru adalah mitra yang paling tepat untuk membuat program di sekolah untuk menerapkan dari awal (SMK klas 10) tentang budaya umum di perusahaan, misalnya budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), Disiplin, dll
Bila core values ini dapat diajarkan lebih dini, maka dapat membentuk pribadi-pribadi dengan sikap yang sesuai dengan harapan perusahaan. Hal ini berarti 70% tugas pelatihan sudah dapat diselesaikan dan tinggal keterampilan yang sifatnya hard skill yang perlu diajarkan. Berdasarkan pengalaman, mengajar hard skill tidak memerlukan waktu yang lama sebagaimana membangun attitude atau sikap.
Guru Magang di Perusahaan
Guru produktif sangat perlu ikut magang di perusahaan tempat anak didiknya nanti ikut PKL atau praktek kerja industri. Tujuan utamanya adalah melengkapi pengetahuan, ketrampilan serta sikap untuk guru produktif agar dapat melaksanakan perannya dengan sebaik-baiknya.
Jika kita melihat fakta, di Indonesia para siswa sekolah kejuruan mendapat pendidikan dan pelatihan sekitar 80% di sekolah dan 20% di perusahaan (dengan asumsi PKL di perusahaan berlangsung selama 6 bulan). Oleh karena itu untuk mengajarkan sikap, akan lebih efektif bila sekolah juga dilibatkan, sehingga 100% waktu untuk belajar sikap dapat dilaksanakan di sekolah sejak dini dan dilanjutkan di perusahaan
Perusahaan melalui pelatih tempat kerjanya, mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan pemagangan guru serta mewajibkan guru produktif untuk ikut magang. Kewajiban ini bertujuan untuk efektivitas program PKL selanjutnya serta agar guru dapat menjelaskan sebagian program dan proses di perusahaan kepada anak didiknya sehingga sebagaian gambaran proses, produk, peraturan, hak serta kewajiban calon PKL dapat dijelaskan dengan baik.
Magang atau pelatihan guru minimum mengajarkan mata pelajaran berikut ini:
- Profile perusahaan
Berisi tentang organisasi, produk, pelanggan, termasuk dengan siapa saja nanti anak didiknya akan berhubungan dalam hal pelatihan vokasi (PKL)
- Core values perusahaan
Menjelaskan nilai-nilai yang dianut perusahaan, atau rangkaian keyakinan fundamental dan prinsip untuk menjalankan usahanya, termasuk peraturan perusahaan. Hal-hal apa yang boleh dan apa yang tidak boleh serta sikap mental yang harus dipahami lebih awal oleh para guru.
- Manajemen industri
Mengajarkan secara detail tentang ilmu dasar di industri, seperti 5R, safety/security, improvement dan sebagainya. Hal-hal ini seharusnya dapat diajarkan dan diterapkan di sekolah dari mulai klas 10 sampai dengan klas 12 sehingga setiapanak didik paham dan terbiasa dengan ilmu dasar industri tersebut
- Proses produksi atau industri
Seorang guru juga harus bisa menjelaskan proses nyata di perusahaan tempat anak didiknya nanti belajar, mampu menjelaskan bagaimana produk dibuat, serta proses-proses penting yang nanti akan diajarkan kepada anak didiknya.
- Praktek langsung
Apakah guru harus ikut praktek langsung? Pertanyaan tersebut sering saya dengar, dan jawabanya adalah perlu praktek langsung. Paling tidak untuk membangunkan imajinasi agar guru dapat mendengar, melihat dan melaksanakan semua secara langsung. Dengan demikian guru bisa menjelaskan tentang pekerjaan lebih mendekati kenyataan.
- Penilaian guru magang
Tujuan penilaian adalah untuk melihat kesenjangan pemahaman pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Kesenjangan tersebut perlu dilatih ulang agar syarat guru dan pelatih kompeten dapat dipenuhi. Ini sangat penting bagi perusahaan dan sekolah karena guru adalah jantungnya pendidikan dan pelatihan Vokasi. Seyogyanya jantung tersebut harus berfungsi dengan baik serta mengetahui perannya di sekolah. Seseorang yang sudah pernah masuk ke tengah hutan akan dapat lebih baik menjelaskan isi hutan tersebut dari pada yang hanya melihat hutan dari jauh.
Mengingat peran guru adalah mengajarkan anak didiknya tentang pekerjaan, sebaiknya perusahaan menentukan hal-hal penting yang perlu diajarkan kepada guru terutama deskripsi mata pelajaran di atas. Perusahaan menjelaskan secara rinci dan lebih mendalam, agar guru menguasai materi yang akan disampaikan kepada anak didiknya.
Bila guru mampu mengajarkan di sekolah sebagian materi yang harus diajarkan di perusahaan, maka perusahaan tidak perlu mengajarkan materi dari awal. Di perusahaan bisa mulai dari bagian yang tidak dapat diajarkan di sekolah sehingga dengan cara ini pelatihan vokasi akan lebih efisien dan efektif.
Persoalan yang dihadapi perusahaan sekarang adalah semua mata pelajaran seakan-akan harus dimulai dari awal. Sebagai contoh dalam penggunaan peralatan umum (jangka sorong, timbangan, dll) yang sebetulnya dapat diajarkan secara intensif di sekolah, agar anak didik dapat menggunakan dengan baik dan benar.
Dari uraian di atas, intinya adalah seorang guru produktif perlu mempunyai kompetensi pengetahuan tentang perusahaan tempat anak didiknya nanti melaksanakan PKL. Ini hanya bisa dipenuhi bila guru tersebut mengikuti magang di perusahaan. Apabila guru sudah magang di perusahaan lain, perlu dievalusai apakah ada hal hal yang belum didapat dan tetap perlu diajarkan lagi.
Dengan guru sekolah yang kompeten, banyak mata pelajaran di perusahaan yang dapat diselesaikan di sekolah, dan pelatihan vokasi akan lebih efektif dan efisien.
Soen HS
Pelatih Vokasi KADIN Indonesia