Jl. Bukit Darmo Raya No 1, Graha Famili Surabaya 
+62 (31) 7349231 
kadinjatim.sekretariat@gmail.com 

Kadin Jatim Susun Rumusan Grand Design Revitalisasi Pendidikan Vokasi

SUARASURABAYA.NET, 07/02/2023 – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur bersama Kadin Institute mempercepat implementasi Peraturan Presiden (Perpres) nomor 68 tahun 2022 dengan membuat rumusan grand design revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi.

Sebagai tahap awal, Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim bersama Nurul Indah Susanti Direktur Kadin Institute serta wakilnya Tomy Kayhatu telah mengumpulkan sejumlah pakar dari berbagai universitas di Jatim dan para pengusaha dalam satu tim di Graha Kadin Jatim, Senin (6/2/2023).

Dalam kesempatan tersebut, hadir Profesor Teguh Soedarto mantan Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jatim, Ihyaul Ulum guru besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Evi Fatimatur Rusydiyah guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

Kemudian, hadir juga Gatut Prasetya pakar konstruksi dan Ketua Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) serta Dr. Suko Widodo Pakar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair). Dalam kesempatan tersebut yang masuk tim namun tidak dapat hadir adalah Profesor Joni Hermana mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Profesor Nurhasan Rektor Unesa.

Sedangkan dari sisi pengusaha, dihadiri Hermawan Santoso Direktur Utama PT Susanti Megah, Dr. Siswanto Direktur Utama Indo Bismar, Isdarmawan Asrikan Ketua GPEI dan Dwi Ken Hendarto Sekretaris Apindo Jatim.(ihz/ipg)

“Rapat ini dalam rangka menyiapkan grand design implementasi Perpres nomor 68/2022 tentang revitalisasi pelatihan vokasi dan pendidikan vokasi. Ada sejumlah dewan pakar dari 6 universitas di seluruh Jatim yang akan masuk dalam tim Kadin Institute,” kata Adik.

Ia menegaskan, selama ini Kadin sudah menjalankan strategi dengan melaksanakan pelatihan pelatih tempat kerja. Tetapi langkah tersebut dinilai harus lebih masif lagi, baik dalam hal sosialisasi ataupun pelatihan agar seluruh industri, baik besar hingga UMKM serta dunia pendidikan memiliki pelatih tempat kerja.

“Kadin Jatim juga secara konsisten memberikan wawasan tentang dunia usaha dan dunia industri kepada guru dan dosen melalui pelatihan serta sertifikasi kompetensi teknis dosen dan magang di industri. Ini penting karena mereka lah yang akan menjadi agen bagi Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudi) untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa dan siswa,” katanya.

Ia melanjutkan, Kadin Jatim akan mulai memberikan pelatihan cara melaksanakan harmonisasi kurikulum. Dalam pelaksanaannya nanti, akan merujuk pada SOP perusahaan dan kurikulum di universitas dan SMK.

“Mana yang belum ada di SMK dan universitas, kita tambahkan sehingga nantinya tidak jadi seperti rel kereta api tetapi nanti bisa ketemu. Apa yang dibutuhkan pengusaha, akan dipenuhi oleh lulusan universitas atau SMK. Semua langkah ini akan kita sepakati dan kita tetapkan dalam Grand Design implementasi Perpres 68/2022. Target kami Minggu depan selesai dan bisa kita FGD kan dengan seluruh stakeholder, termasuk dengan Pemprov Jatim,” ujarnya.

Rapat yang juga dihadiri oleh sejumlah pengurus Kadin Jatim tersebut dilanjutkan pada Selasa (7/2/2023) bersama IHK Trier Jerman dan Swiss Contact membahas pelatihan curriculum development

Nantinya, akan ada pelatihan fokus curriculum development serta penguatan rumah vokasi bagi Kadin kabupaten dan kota dengan target 10 fasilitator di setiap Kadin kabupaten kota yang terdiri dari unsur industri, pendidikan vokasi, Dinas Pendidikan dan Dinas Ketenagakerjaan.

Fasilitator tersebut nantinya akan dibekali kemampuan bagaimana caranya mengharmonisasi kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Politeknik dan perguruan tinggi, agar sesuai dengan kebutuhan industri.

Tomy Kayhatu yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Jatim bidang Promosi dan Perdagangan Internasional mengatakan bahwa komponen pendidikan dan industri harus bertemu dalam satu tim yang bermuara pada harmonisasi kurikulum.

“Perlu link and match antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan dunia usaha dan industri agar bisa bertemu karena selama ini terjadi gab,” ungkap Tomy.

Tomy melanjutkan, dosen dan guru mengajar berorientasi pada teori sehingga lulusan pendidikan, khususnya universitas dianggap tidak siap kerja. Untuk itu, Kadin Institute bekerjasama dengan sejumlah universitas melakukan training dan brain washing kepada dosen agar mereka mengetahui cakrawala industri.

Pada kesempatan yang sama, Suko Widodo Pakar Komunikasi Unair mengatakan, Jatim memiliki beragam potensi yang sangat besar, tetapi dalam sistem pendidikan, mahasiswa tidak diajarkan ilmu perdagangan dan bisnis yang bagus.

“Sehingga secara akademis mereka bagus tetapi bagaimana mereka menjual ilmunya di dunia usaha dan industri, masih kurang. Dan Kadin sebagai jawaban kelemahan sistem pendidikan yang lemah ini. Bahkan menurut kami, negara harus hadir dengan memberikan anggaran yang besar karena ini puncak persoalan dari pendidikan,” tandas Suko.

Kadin, lanjutnya, harus menjadi partner pemerintah yang bertahun-tahun tidak mempunyai jawaban terhadap pengembangan ekonomi dan SDM.

“Dari Kadin nanti akan menghasilkan SDM yang bagus, sistem yang bagus sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Jadi peran Kadin di era saat ini harus menjadi garda terdepan dalam pertumbuhan ekonomi,” pungkas Suko.

Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/ekonomibisnis/2023/kadin-jatim-bentuk-rumusan-grand-design-revitalisasi-pendidikan-vokasi/

 

Leave a Reply