JURNAL SOREANG— Kehadiran praktisi di kampus merupakan hal yang sangat penting bagi pengembangan dan penguatan pendidikan vokasi agar proses pembelajarannya berbasis praktik di dunia kerja.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati. Lebih lanjut, ia berharap keterlibatan dan dukungan pimpinan Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) dalam pelaksanaan Program Praktisi Mengajar Angkatan 2, dapat berlangsung lebih masif di masa mendatang.
“Sebagai program prioritas, kami harapkan kehadiran praktisi untuk mengajar di kampus-kampus vokasi akan memberikan perspektif (yang lebih) praktis, yakni perspektif yang lebih kontekstual terutama untuk teori-teori yang diberikan oleh dosen maupun bahan-bahan belajar bagi mahasiswa,” terangnya pada Sosialisasi Teknis Pendaftaran Program Praktisi Mengajar Angkatan 2 bagi PTPPV, di Jakarta, minggu lalu.
Program Praktisi Mengajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) tahun 2022 lalu merupakan salah satu program unggulan atau flagship dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program ini menarik keterlibatan praktisi ahli di berbagai bidang dalam proses pembelajaran di kampus melalui kolaborasi dengan dosen pengampu mata kuliah.
Dirjen Kiki meyakini bahwa sektor pendidikan yang salah satunya adalah perguruan tinggi merupakan wadah dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul.
Guna mengoptimalkan hal tersebut, perguruan tinggi harus membuka diri dengan menghimpun dukungan berbagai pihak dalam mengembangkan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berkualitas.
Luaran pendidikan harus selalu ditingkatkan dan diperbaiki untuk memastikan bahwa relevansi para lulusan sejalan dengan kebutuhan dunia kerja dan dunia industri.
“Kita semua menyadari bahwa perkembangan dunia kerja terjadi begitu cepat, kemampuan perguruan tinggi untuk memberikan pendidikan yang dinamis dan relevan juga masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, kami ingin mengajak kampus-kampus untuk membuka diri, menunjukkan contoh dan teladan keseharian kepada mahasiswa bagaimana kita berkolaborasi,” kata Dirjen Kiki lebih lanjut.
Ia juga menegaskan bahwa kehadiran para praktisi di kampus perannya tidak untuk menggantikan para dosen, melainkan untuk melengkapi dan menguatkan apa yang telah diberikan oleh dosen.
Melalui program ini kata Kiki, para praktisi ikut mendidik generasi muda Indonesia agar lebih memahami bagaimana dunia kerja beroperasi sehingga mahasiswa akan lebih siap untuk terjun ke dunia kerja atau berwirausaha.
“Kami harapkan para mahasiswa akan lebih lengkap mendapatkan pengetahuan keterampilan serta menguasai kompetensi yang mereka perlukan untuk masa depan,” tegasnya.***