Salah satu penentu kualitas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (PKL, PraKerIn, Magang, dan lainnya) adalah kompetensi yang memadai bagi seorang pelatih yang ada di perusahaan tersebut. Bahkan di Jerman, pelatih dianggap sebagai “JANTUNG” Pelatihan Vokasi di tiap perusahaan, yang salah satunya berfungsi menyuntikkan DNA perusahaan untuk membentuk SDM yang berkualitas melalui pelatihan vokasi yang baik dan benar. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu pelatih yang kompeten, yang memiliki gairah melatih dan kemampuan membentuk batu bata menjadi emas. Artinya anak didik dengan segala kekuranganya, di tangan pelatih yang kompeten akan menjadi tenaga terampil yang sesuai dengan harapan perusahaan.
Di Indonesia kondisi pelatih vokasi atau pelatih tempat kerja di perusahaan saat ini sangat beragam. Rata-rata pelatih dipilih sebagai wakil perusahaan, yang dianggap sudah menguasai pekerjaanya dan diberikan wewenang dan tugas untuk melatih. Dalam melaksanakan pelatihan vokasi yang berkualitas, keahlian melakukan pekerjaan saja tidaklah cukup. Pelatih juga harus mempunyai kemampuan mengajar, menguasai metodologi pengajaran serta mengetahui peran masing-masing pihak di dalam perusahaan yang terkait dengan pelatihan vokasi.
Ada slogan dalam membangun kualitas produk yaitu ‘‘Make people before make product”. Slogan ini 100% benar, artinya bila pelatihan ingin mendapatkan hasil tenaga kerja yang siap pakai dan kompeten, seyogyanya ciptakan dulu tenaga pelatih yang kompeten. Karena hanya di tangan pelatih yang kompeten para tenaga muda dapat ditempa menjadi tenaga yang berkualtitas memenuhi persyaratan kompetensi baik knowledge, skill maupun attitude.
Banyak aktivitas dan masalah yang timbul dalam pelatihan vokasi, dan masalah tersebut akan terus ada serta harus diselesaikan oleh para pelatih, tanpa kompetensi yang memadai rasanya sulit perusahaan mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan tenaga terampil yang siap pakai.
Syarat Pelatih Tempat Kerja
Belajar dari Jerman, yang konon sudah melaksanakan Pendidilkan dan Pelatihan Vokasi Sistem Ganda lebih dari 2 abad, persyaratan pelatih tempat kerja di perusahaan lebih ketat dan benar- benar mendapat pengawasan oleh KADIN Jerman.
Ada 3 syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pelatih tempat kerja yaitu:
- Keahlian pedagogis: Pelatih harus mampu Mempersiapkan, Merencanakan, Melaksanakan, dan Menyelesaikan pelatihan vokasi secara terencana dan mandiri, dibuktikan dengan Sertifikat Pelatihan AdA (Pelatihan Pelatih Tempat Kerja).
- Keahlian teknis: dibuktikan dengan sertifikasi teknis dan pengalaman di bidang profesinya.
- Kepribadian: tidak pernah tersangkut masalah hukum.
Syarat pelatih tempat kerja di Jerman demikian ketat, karena pelatih dianggap sebagai role model atau sebagai panutan. Rasanya mandi kita tidak akan sempurna bila handuk yang kita gunakan kotor, dan kotoran tersebut akan mempengaruhi anak didiknya.
Persyaratan pelatih tempat kerja di Indonesia sudah di tetapkan melalui Perpres No 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Dalam Pasal 11, ayat 3 dijelaskan diantaranya; KADIN Indonesia punya peran untuk mendukung ketersediaan pelatih atau instruktur yang kompeten
Peran Pelatih Tempat Kerja di Perusahaan
Mengingat pelatihan vokasi merupakan strategi perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja sesuai kebutuhan sekarang maupun masa depan, pelatih tempat kerja bukan hanya diperuntukkan bagi PKL, Prakerin dan Pemagangan saja, tetapi juga berfungsi untuk pelatihan karyawan yang sudah ada di perusahaan, baik untuk program Skilling, Re-Skilling dan Up-Skilling.
Seorang pelatih tempat kerja mempunyai peran diantaranya sebagai:
- Role model/panutan : Seorang pelatih akan diamati oleh banyak anak didik, dan akan menjadi panutan anak didiknya, untuk itu pelatih harus mampu memberi contoh yang baik serta menempatkan diri sebagai orang yang pantas menjadi panutan.
- Pengajar : Seorang pelatih harus mampu mengajar dengan baik, menggunakan metodologi yang sesuai, kerja sama dengan pihak pihak terkait untuk membuat rencana pelatihan vokasi (kurikulum), materi serta mempersiapkan uji kompetensi bagi anak didiknya.
- Pengembang Kepribadian: Harus diakui kepribadian atau sikap (biasanya terkait dengan disiplin), menjadi bagian utama dalam pelatihan. Merubah sikap bukanlah hal yang mudah serta perlu waktu yang cukup lama. Seorang pelatih perlu belajar dan berusaha agar sikap yang dibawa masing masing peserta didik dapat disesuaikan dengan nilai- nilai perusahaan, sehingga nilai-nilai perusahaan menjadi sendi dalam bekerja yang akan mempengaruhi kehidupanya.
- Penghubung : Komunikasi dalam pendidikan dan pelatihan sangat penting, seorang pelatih diharapkan dapat menjadi mediator komunikasi antara pihak eksternal dengan pihak internal yang terkait, untuk keperluan mengatasi masalah dan peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi.
Manfaat Pelatih yang Kompeten bagi Perusahaan
Pelatihan vokasi yang baik dan benar di perusahaan perlu terus ditingkatkan, dan ini hanya dimungkinkan bila perusahaan mempunyai pelatih yang kompeten. Untuk memenuhi tuntutan tersebut banyak perusahaan yang mewajibkan pimpinan harus mampu mengajar, terutama mengajar karyawannya sendiri.
Banyak manfaat yang didapat perusahaan, bila perusahaan mempunyai pelatih yang kompeten (memenuhi persyaratan sebagai pelatih). Diantara manfaat tersebut adalah:
- Menjamin kelangsungan pelatihan di perusahaan
- Program perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelatihan dapat terus bergulir
- Pelatihan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien
- Dapat membuat instrumen pelatihan (Kurikulum, Materi, RPP, soal-soal ujian, dll), dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan, serta menyelaraskan dengan mitra sekolah.
- Hasil pelatihan dipastikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan (mendapatkan tenaga kerja yang kompeten)
- Menciptakan role model (seorang pelatih biasanya akan berusaha menyesuaikan diri dan menjalankan apa yang telah diajarkan).
Bila di perusahaan mempunyai jumlah pelatih yang memadai, dipastikan kualitas pelatihan akan lebih baik, dan akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan.
Ada satu cerita waktu Jepang dibom atom (Hirosima dan Nagasaki) di perang dunia ke dua. Setelah kaisar mendengar berita tersebut, beliau langsung minta data untuk menghitung berapa guru yang tersisa, karena kaisar sadar bahwa negara sangat perlu guru-guru untuk perbaikan SDM guna membangun negaranya kedepan. Dalam kaitannya dengan pelatihan vokasi, perusahaan juga harus sadar dan menjamin keberadaan pelatih yang kompeten di tiap perusahaan, agar mampu bertahan dan bersaing di masa yang akan datang.
Soen HS, Pelatih Vokasi KADIN Indonesia