Jl. Bukit Darmo Raya No 1, Graha Famili Surabaya 
+62 (31) 7349231 
kadinjatim.sekretariat@gmail.com 

Mengatasi Pengangguran dari Pendidikan Vokasi

Pengangguran terbuka lulusan pendidikan vokasi di Indonesia masih tinggi. Penyumbang terbanyak justru dari lulusan sekolah menengah kejuruan. Karena itu, tetap dibutuhkan pelatihan bagi lulusan sekolah vokasi agar mudah memasuki pasar kerja.

Peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Dwini Handayani, memaparkan hal itu dalam diskusi bulanan dinamika kependudukan bertajuk ”Penyiapan SDM Lulusan Vokasi di Masa Depan” yang digelar Lembaga Demografi FEB UI secara daring, Jumat (31/3/2023).

Berdasarkan olahan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2022, jumlah penganggur terbuka lulusan vokasi tahun 2022 sebesar 1,8 juta orang atau 22 persen dari total penganggur. Jumlah terbanyak disumbang lulusan SMK jika dibandingkan lulusan diploma satu (D-1), diploma dua (D-2), dan diploma tiga (D-3).

”Jumlah penganggur vokasi di Indonesia ini merupakan angka yang terbilang besar,” kata Dwini.

Peneliti Lembaga Demografi, Ratna Indrayanti, menambahkan, jumlah penganggur lulusan SMK tertinggi berasal dari bidang keahlian teknologi dan rekayasa serta bisnis manajemen, sedangkan yang terendah dari bidang keahlian energi dan pertambangan serta seni dan industri kreatif.

Adanya pengalaman lebih dari satu jenis pelatihan dapat memudahkan lulusan untuk masuk ke pasar kerja. ”Sayangnya, angkatan kerja yang mengikuti pelatihan dalam setahun terakhir masih sangat minim,” kata Ratna.

Dwini memaparkan, beberapa strategi kebijakan dibutuhkan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja. Perlu ada pelatihan tenaga kerja yang responsif dan adaptif, sesuai permintaan pasar dan kebutuhan yang heterogen (umur, jender, potensi wilayah, dan jabatan pekerjaan), dengan modul yang fokus pada praktik dan magang. Selain itu, ada evaluasi secara berkala sesuai permintaan pasar.

Penciptaan lapangan pekerjaan berkelanjutan juga diperlukan dengan menelusuri lulusan. Hal itu disertai perbaikan basis data lulusan, peningkatan pelatihan keterampilan (lebih dari satu jenis pelatihan), pengembangan sistem informasi pasar tenaga kerja, dan penguatan sistem perlindungan sosial.

Sumber Asli: https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/04/02/mengatasi-pengangguran-dari-pendidikan-vokasi

 

Leave a Reply