Pada tanggal 17-18 September 2024, langkah penting diambil untuk meningkatkan relevansi pendidikan vokasi di Indonesia melalui pelatihan Industry Based Curriculum (IBC). Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan SS4C, lembaga donor dari Pemerintah Swiss, dan bertujuan untuk menjembatani kesenjangan yang semakin melebar antara dunia industri dan lembaga pendidikan. Selain itu, pelatihan ini juga berfokus pada pembaruan kurikulum agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Kadin Provinsi Jawa Tengah memainkan peran penting dalam pelaksanaan kegiatan ini, yang merupakan bagian dari upaya meningkatkan kapasitas Kadin dalam memberikan layanan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi Sistem Ganda (dVET). Pelatihan ini tidak hanya melibatkan sesi berbagi pengetahuan (sharing knowledge) dan pendampingan implementasi IBC, tetapi juga mempersiapkan percontohan implementasi IBC fase pertama melalui analisis jabatan (job/occupational analysis).
Dengan adanya kolaborasi yang erat antara Kadin dan SS4C, serta dukungan penuh dari dunia industri, pelatihan ini diharapkan dapat mempercepat implementasi kurikulum berbasis industri di berbagai sektor, sekaligus menghasilkan tenaga kerja yang lebih siap dan kompetitif di pasar global.
Pelatihan ini dimulai dengan sesi berbagi pengetahuan serta pendampingan implementasi IBC yang difasilitasi oleh Alfani Risman Nugroho dan Bapak Ilham Hasbiullah. Salah satu topik utama yang diangkat adalah pentingnya analisis jabatan, yang bertujuan memperbarui Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang sering tertinggal dari perkembangan industri. Dalam kesempatan itu, Bapak Alfani menekankan bahwa pemahaman mendalam tentang tanggung jawab dan tugas setiap profesi sangatlah penting. Hal ini akan membantu perusahaan dalam melaksanakan rekrutmen yang lebih efektif dan sesuai kebutuhan industri. Dalam proses pemagangan, perusahaan akan lebih mampu menyusun kurikulum yang tepat dan melaksanakan pemagangan dengan lebih terstruktur. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkecil kesenjangan antara teori di kelas dan praktik di lapangan, sehingga menghasilkan tenaga kerja yang lebih kompeten.
Kadin dapat memainkan peran kunci sebagai jembatan antara sektor pendidikan dan industri dalam upaya ini. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah penyusunan database sektor usaha unggulan di Jawa Tengah, yang memuat rekomendasi jabatan pekerjaan yang perlu dianalisis lebih lanjut. Hal ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan kurikulum yang lebih relevan. Kadin juga berkolaborasi erat dengan pemerintah daerah, terutama karena Kadin merupakan bagian dari Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) Jawa Tengah. Dengan dukungan program ini, Kadin berupaya memastikan lulusan pendidikan vokasi memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
Selain itu, Kadin juga dapat berperan secara aktif memfasilitasi berbagai lokakarya dan workshop untuk penyusunan kurikulum berbasis industri. Workshop ini memberi kesempatan bagi industri untuk terlibat langsung dalam pengembangan kurikulum, sekaligus memberikan masukan yang berharga. Kadin memastikan bahwa hasil lokakarya tersebut tersebar luas dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan.
Peran selanjutnya yang dapat diambil oleh Kadin adalah memultiplikasi fasilitator untuk Joint Occupation Analysis (JOA) serta memverifikasi kurikulum berdasarkan hasil analisis tersebut. Harmonisasi hasil JOA dengan SKKNI yang diperbarui menjadi langkah penting untuk memastikan kurikulum tetap relevan dengan kebutuhan industri yang terus berkembang. Melalui peran aktif Kadin, diharapkan kualitas pendidikan vokasi di Jawa Tengah akan meningkat dan mampu melahirkan tenaga kerja yang tidak hanya siap pakai, tetapi juga kompetitif di pasar global. Inisiatif ini membuka harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan daya saing nasional.