
Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerima kunjungan dari perwakilan Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) pada Kamis, (13/1/2025).
Pertemuan yang berlangsung di Kantor Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK, Senayan, Jakarta, ini dihadiri oelh Tatang Muttaqin, selaku perwakilan dari Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK. Audiensi ini bertujuan untuk membahas berbagai isu terkait pendidikan dan layanan khusus bagi penyandang tunanetra di Indonesia.
Dirjen Pendidikan Vokasi,Tatang, menjelaskan bahwa dalam audiensi tersebut dibahas berbagai program untuk mendukung pendidikan dan kesejeahteraan penyandang disabilitas netra. Ia menekankan pentingnya dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, agar program-program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang nyata bagi mereka yang membutuhkan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK memberikan dukungan nyata bagi penyandang disabilitas netra, salah satunya melalui bantuan pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Selain itu, mereka juga berencana menyediakan tempat uji kompetensi yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pelatihan dan praktik pijat. Tak hanya itu, batuan berupa alat dan media pembelajaran juga akan disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa-siswi dengan kebutuhan khusus.
Dalam audiensi ini, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) turut menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah, khususnya Kemendikbudristek. Mereka berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap siswa-siswi, terutama perempuan penyandang disabilitas netra. Dukungan ini diharapkan bisa membuka peluang lebih luas bagi mereka untuk berpartisipasi aktif di lingkungan sekolah serta dalam berbagai kegiatan atau perlombaan.
Dalam audiensi tersebut, Pertuni menyoroti pentingnya perhatian serius dari Kemendikbudristek terhadap sarana dan prasarana Sekolah Luar Biasa (SLB). Mereka mengungkapkan bahwa masih banyak SLB yang menghadapi kondisi kurang layak, seperti kekurangan ruang kelas dan fasilitas yang belum ramah bagi penyandang disabilitas.
Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, menegaskan komitmen Kemendikbudristek dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas dan inklusif bagi semua, termasuk bagi tunanetra. Ia menekankan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan aksesibilitas dan fasilitas pendidikan agar lebih mendukung kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.
“Semangat inklusivitas yang kami dorong adalah memberikan ruang bagi setiap individu untuk bersinar tanpa batas. Kami menjamin setiap warga negara berkebutuhan khusus termasuk penyandang disabilitas tunanetra berhak mendapat pendidikan yang bermutu diselenggarakan melalui pendidikan khusus atau inklusif,” ujar Tatang.
Sumber : https://www.vokasi.kemdikbud.go.id/read/b/ditjen-pendidikan-vokasi-pkplk-terima-audiensi-pertuni