
Pendidikan vokasi tidak hanya ditujukan untuk bekerja sama dengan industri besar, tetapi juga kini berfokus pada kolaborasi untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi melalui kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pendidikan vokasi akan terus berusaha mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk mendukung pengembangan ekonomi di Indonesia, mulai dari sektor teknologi hingga pertanian.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, memaparkan bahwa Kolaborasi pendidikan vokasi diwujudkan dengan membantu mengembangkan UMKM di bidang perbengkelan untuk melakukan alih teknologi dalam konversi sepeda motor dari berbahan bakar minyak menjadi motor listrik. Pendidikan vokasi sudah mulai terlibat dalam mendukung hadirnya kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya mobil listrik Suryawangsa 2 Arjuna 4.0 karya SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Mobil ini telah diuji coba oleh oleh Presiden Joko Widodo saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah beberapa waktu lalu.
Terdapat juga SMK Nasional Malang yang mengembangkan sepeda motor listrik bernama Cassa Trail melalui sistem project based learning. Di tingkat politeknik, dukungan dari program Matching Fund Vokasi telah mendorong Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) untuk bekerja sama dengan PT VKTR dari Bakrie Group dalam mengembangkan sistem operasi dan aplikasi untuk bus listrik.
Memberdayakan Pelaku UMKM
Salah satu inspirasi pendidikan vokasi yang mendukung pengembangan UMKM datang dari SMK Model PGRI 1 Mejayan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan, sekolah ini menerapkan pembelajaran berbasis proyek yang bekerja sama dengan industri, termasuk UMKM. Kepala SMK Model PGRI 1 Mejayan, Sampun Hadam, menjelaskan bahwa sekolah melibatkan siswa dalam pembuatan 100 kafe kontainer sebagai bagian dari penerapan pembelajaran berbasis proyek dan pengajaran berbasis industri (teaching factory). Pembuatan kafe kontainer ini juga bertujuan untuk mendukung pemberdayaan UMKM.
Program ini merupakan bagian dari gerakan SMK Mitra Desa dan Penggerak UMKM yang dijalankan oleh SMK Model PGRI 1 Mejayan bersama Pemerintah Kabupaten Madiun. Kafe Kontainer adalah hasil kolaborasi antara SMK Model PGRI 1 Mejayan dan beberapa mitra industri, termasuk INKA Group (PT INKA, PT IMS, dan PT Rekaindo Global Jasa), serta mitra lainnya seperti Unicharm, Maspion Grup, dan Unilever.
Kafe ini berfungsi sebagai lokasi usaha untuk menampilkan dan memasarkan produk-produk UMKM yang dibina oleh SMK Model PGRI 1 Mejayan, yang telah dikembangkan dan di-rebranding oleh para siswa. Rebranding di sini merujuk pada perubahan nama produk UMKM menjadi merek SMK yang sudah dikenal. Adanya kegiatan bermitra dengan UMKM ini menjadi salah satu upaya sinergi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Kolaborasi ini juga terwujud dalam kegiatan pembinaan UMKM yang dilakukan oleh tim dari SMK yang menerima bantuan dari program SMK Pusat Keunggulan. Pembinaan tersebut meliputi, antara lain, pengembangan produk unggulan berbasis potensi lokal, penyediaan peralatan untuk mendukung kegiatan produksi UMKM, pelatihan pemasaran digital (digital marketing), dan rebranding.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Kemendikbudristek, Wardani Sugiyanto, menyatakan bahwa pendidikan vokasi di tingkat SMK dapat mencerminkan upaya nyata untuk melakukan perubahan. Hal ini tidak hanya berfokus pada aspek pendidikan, tetapi juga proses pembelajaran yang berlangsung memberikan nilai ekonomi dan mendorong semangat perbaikan.
Sumber :
https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/02/13/pendidikan-vokasi-mendukung-usaha-umkm