SURABAYA, Selasa (12/6/2023): Puluhan peserta Pelatihan Master Trainer yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dan Kadin Institute didukung oleh IHK Trier Jerman, TSR GIZ Jerman dan S4C Swisscontact telah menyelesaikan seluruh rangkaian dan siap melatih serta menguji pelatih tempat kerja. Pelatihan Master Trainer untuk Pelatihan Pelatih Tempat Kerja ini untuk pertama kalinya dilaksanakan diluar Jabodetabek untuk memenuhi kebutuhan melatih Pelatih Tempat Kerja baru khususnya di perusahaan.
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan bahwa pelatihan Master Trainer adalah untuk penyiapan SDM yang mampu mencetak pelatih tempat kerja karena jumlahnya di Jatim masih sangat kurang. “Saat ini Jatim hanya memiliki 7 Master Trainer. Sementara untuk vokasi kebutuhan sangat luar biasa. Seluruh kabupaten kota kita gerakkan semua untuk pelaksanaan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi sesuai amanat Perpres 68/2022,” ungkap Adik Dwi Putranto saat penutupan Pelatihan Master Trainer di Gedung Kadin Institute, Surabaya, Senin (12/6/2023).
Dan keberadaan Master Trainer ini juga akan membantu menyuarakan revitalisasi vokasi di Jatim dan seluruh Indonesia. Sehingga kebutuhannya diperkirakan akan menambah terus seiring dengan target pemerintah SDM unggul di tahun 2045.
Saat ini pelatihan Master Trainer yang digelar Kadin Jatim diikuti oleh 13 peserta, diantaranya perwakilan dari PT PAL, PT. Charoen Pokphand Indonesia, PT E-T-A Indonesia, PT Satoria Grup, PG Rajawali I, PT. Indiratex Spindo, PT Magnet Solusi Integra, NLP Consult Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Negeri Surabaya, Rumah Vokasi Gresik dan Dinas Pendidikan Jatim serta KADIN Kota Pasuruan sebagai representasi daerah.
“Dari 7 orang menjadi 20 orang dan seterusnya. Ini adalah momen khusus di Indonesia karena baru di Jatim melaksanakan Master Trainer dengan keterlibatan murni dari Jatim. Kalau biasanya kita hanya bisa mengirimkan satu dua orang saja untuk mengikuti peserta pelatihan master trainer, maka sekarang kita yang mengadakan,” tandasnya.
Koordinator Program Kemitraan Vokasi IHK (Kadin) Trier Jerman Andreas Gosche mengatakan bahwa reformasi pendidikan dan pelatihan vokasi yang sedang dilakukan adalah sebuah proses yang cukup panjang. Dan master trainer adalah salah satu unsur yang sangat diperlukan.
“Kami dari IHK Trier Jerman merasa sangat senang. Sejak beberapa tahun yang lalu kami telah memulai dan tetap komitmen sampai hari ini, khususnya dengan Kadin Jatim karena Kadin Jatim adalah satu-satunya Kadin yang konsisten dalam mengimplementasikannya,” ujar Gosche.
Asisten Program Kemitraan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi IHK (KADIN) Trier Jerman Mohamad Reza Nurhardyansyah menambahkan, penambahan jumlah Master Trainer ini akan memudahkan Kadin Jatim untuk mencetak Pelatih Tempat Kerja di daerah. Karena peserta yang ikut saat ini berasal dari berbagai daerah diantaranya Surabaya, Gresik, Pasuruan, Malang dan Kediri.
“Seperti beberapa waktu yang lalu, Kadin Jatim melaksanakan pelatihan Pelatih Tempat Kerja di Pasuruan, Master Trainer harus kita datangkan dari Surabaya. Nah, kalau di sekitar Pasuruan ada, akan jauh lebih mudah untuk melaksanakannya,” kata Reza.
Sebab Pelatih Tempat Kerja adalah jantung dari pelaksanaan vokasi. “Artinya, dengan digelarnya pelatihan Master Trainer oleh Kadin Jatim ini akan mendorong percepatan pelaksanaan revitalisasi pendidikan vokasi untuk mencetak sdm unggul dan berdaya saing,” tegasnya.
Sementara itu, para peserta juga mengaku sangat senang dengan diselenggarakannya pelatihan tersebut. Kepala Biro Management Sumber Daya Manusia PT PAL, Titiana Irawati misalnya, mengaku terbantu dengan kegiatan ini. Karena dalam setiap tahun, ada ratusan peserta magang di PT PAL. “Terutama saat musim magang dari SMK maupun politeknik. Itu menjadi salah satu tanggung jawab kami untuk ikut serta dalam membangun bangsa lewat pemagangan,” ujarnya.
Melalui pelatihan ini, ia menjadi lebih tahu secara sistematis apa yang harus dilakukan disaat pemagangan dan pembelajarannya seperti apa. Termasuk pada saat nanti, ketika harus melatih pelatih tempat kerja. “Karena jujur saja, pelatih tempat kerja yang kami sebut pembimbing pemagangan yang ada di PT PAL tidak banyak yang telah mendapatkan bekal ilmu tersebut. sudah direncanakan di training plan kami tetapi belum terealisasi sampai sekarang secara penuh,” akunya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh General & Administration Director PT Satoria Group, Enge Cristiana bahwa pelatihan ini memberikan manfaat yang banyak. Salah satu yang di depan mata adalah perusahaan akan memiliki SDM yang mampu menularkan ilmu baru dari pelatihan untuk kemajuan pelaksanaan vokasi di perusahaan.
“Apabila vokasi ini terus dilaksanakan dengan baik, maka saya pastikan perusahan akan mendapatkan manfaat-manfaat lain, diantaranya adalah kemudahan rekrutmen. Dari sisi rekrutmen SDM, sudah pasti akan menghemat biaya karena kita memiliki data base yang banyak,” katanya.
Manfaat kedua adalah perusahaan akan mampu meningkatkan produktifitasnya. “Jika tanpa pelatihan vokasi di perusahaan, maka SDM yang didapatkan adalah SDM fresh graduation yang belum siap kerja. Dengan pelatihan vokasi akan lahir SDM baru yang mendapatkan pelatihan lebih awal dan mendapatkan penambahan ilmu sehingga mereka sudah siap dipakai oleh perusahaan,” ujarnya.
Ia berharap, kedepannya akan ada banyak perusahaan yang akan ikut berpartisipasi aktif dengan mengirimkan calon kandidat baru yang akan mengikuti pelatihan ini sehingga revitalisasi vokasi bisa semakin membumi dan diketahui banyak pihak. Kerjasama dengan institusi pendidikan juga semakin meluas.
Human Capital PT Charoen Pokphand Indonesia Cicik Ari Sucahyani menambahkan bahwa vokasi di Indonesia memang harus menjadi konsen bagi pengusaha dan industri. “Dari sini saya juga paham ternyata pemagang harus dilatih secara intensif di perusahaan karena perusahaan juga akan diuntungkan saat melakukan rekruitmen pekerja,” pungkasnya.(KY)