Jl. Bukit Darmo Raya No 1, Graha Famili Surabaya 
+62 (31) 7349231 
kadinjatim.sekretariat@gmail.com 

Optimisme 2025: Sinergi Kecerdasan Buatan dan Pendidikan Vokasi

Berlalunya tahun 2024 dengan berbagai dinamika yang menyertai perjalanan bangsa Indonesia memberikan banyak pelajaran penting. Seperti dalam bidang teknologi  yang sedang ramai dibicarakan ditengah masyarakat yakni kehadiran kecerdasan buatan (artifical intelligence/AI). Kehadiran AI menimbulkan respon yang berbeda dari masyarakat dimana sebagian orang merasa senang dan beruntung, namun sebagian lainnya was-was akan kalah bersaing dengan kecerdasan buatan di lingkungan kerja.

Menurut Ucar, dkk (2024) ada kekhawatiran terjadinya peningkatan jumlah pengangguran setelah diperkenalkannya robot AI ke sektor bisnis. Hal tersebut bisa terjadi karena dengan adanya alat kerja berupa robot AI yang dapat menjalankan operasional secara otomatis, tentunya hal itu akan membuat proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien dimana hal tersebut akan lebih menguntungkan bagi sektor bisnis. Mckinsey Global Insitute memprediksi 400 juta hingga 800 juta pekerja akan digantikan oleh kecerdasan buatan pada tahun 2030.

Hal yang perlu dilakukan oleh putra-putri bangsa Indonesia bukanlah merenungi dan menerima nasib, melainkan perlu optimis dan bangkit menyambut kehadiran AI dengan sejumlah kesiapan. Salah satu langkah yang bisa menjadi indikator penting dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk mengoptimalkan AI adalah melalui pendidikan vokasi.

Optimalisasi AI melalui Pendidikan Vokasi

AI tidak hanya mengubah cara industri bekerja, melainkan juga turut menciptakan peluang baru yang menuntut tenaga kerja adaptif terhadap perkembangan teknologi yang ada. Pada kondisi tersebut, peran pendidikan vokasi hadir untuk mempersiapkan sumber daya manusia unggul yang mampu menghadapi era kecerdasan buatan. Tenaga kerja terampil dapat dicetak melalui pendidikan vokasi yang menerapkan pendekatan berbasis praktik implementatif. Kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi termasuk yang berkaitan dengan AI memungkinkan bisa diterapkan dengan pendekatan tersebut.

Menurut Rosyadi dkk (2023) implementasi AI telah mengantarkan era baru dengan penuh potensi untuk merevolusi dan meningkatkan pengalaman belajar-mengajar di lingkungan pendidikan, termasuk pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi tidak hanya mengandalkan kurikulum berbasis praktik atau project based learning, tetapi juga membangun kemitraan strategis dengan dunia usaha dan industri (DUDI), yang berfungsi sebagai jaring pengaman bagi lulusan agar dapat bekerja sesuai kemampuan mereka. Selain itu, kemitraan ini juga menjadi sarana untuk mengevaluasi sejauh mana kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja. Dengan berkembangnya teknologi AI, muncul pula peluang kerja baru, seperti di bidang data science, machine learning, dan algoritma AI untuk analisis bisnis.

Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam mengoptimalkan AI di Indonesia. Dengan kolaborasi strategis antara dunia pendidikan dan industri, Indonesia dapat mempercepat adopsi AI secara menyeluruh dan memastikan bahwa generasi muda siap bersaing di tingkat global. Menjelang tahun 2025, Indonesia perlu bergerak maju dan merespons positif kehadiran AI, di mana pengoptimalan pendidikan vokasi menjadi langkah krusial untuk mempercepat kemajuan tersebut.

Menyambut Indonesia Emas (Bukan) Cemas

Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 diperkirakan akan menjadi negara maju pada tahun 2045 karena adanya bonus demografi. Peluang ini hanya akan terwujud jika mulai tahun 2025 sistem dan sumber daya manusia telah disiapkan agar tidak terjebak dalam kecemasan menghadapi tantangan global. Kunci utama mempersiapkan bonus demografi ini antara lain melalui investasi pendidikan, terutama pendidikan vokasi.

Investasi dalam pendidikan vokasi sangat penting untuk memastikan generasi muda memiliki keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman di tingkat global. Kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta diperlukan untuk menyediakan infrastruktur digital, menciptakan ekosistem inovasi, dan meningkatkan literasi teknologi di semua lapisan masyarakat. Kerjasama yang baik antar pemerintah dan swasta dapat mengurangi ketimpangan akses informasi di tengah masyarakat serta mencegah badai pengangguran yang terjadi akibat otomasi berbasis AI.

Pada tahun 2025, Indonesia perlu melangkah dengan optimisme dan strategi yang solid. Ini adalah saat yang tepat untuk merencanakan masa depan, alih-alih terjebak dalam kecemasan mengenai ancaman dari kecerdasan buatan. Dengan adanya kolaborasi yang erat dan fokus, jalan menuju Indonesia Emas bukanlah sekadar impian.

 

Sumber :

https://www.kompas.id/artikel/optimisme-2025-kecerdasan-buatan-dan-pendidikan-vokasi

 

Leave a Reply